PEMBELAJARAN MENULIS
DENGAN MULTIMEDIA
Isah
cahyati
Pendahuluan
Perkembangan teknologi yang
brkembang pesat telah mengubah paradigma masyarakat dalam mencari dan
mendapatkan informasi yang tidak hanya didapatkan dari buku, surat kabar, audio
visual, dan elektronik, tetapi juga sumber informasi lainnya, misalnnya
internet. Teknologi informasi telah banyak digunakan dalam proses belajar
mengajar dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
Perkembangan teknologi media
berpotensi dalam mengubah cara seseorang untuk belajar, untuk memperoleh
informasi, dan menyesuaikan informasi. Kemampuan teknologi media yang telah
terhubung internet akan semakin menambah kemudahan dalam mendapatkan informasi
untuk kepentingan pembelajaran.
Selama ini, pembelajaran keterampilan
berbahasa indonesia pada umumnya hanya menggunakan model konvensional.
Pembelajaran berbasis media pernah dilakukan hanya beberapa saja. Permasalahan
yang muncul adalah bagaimana merancang pembelajaran menulis denagn menggunakan
media. Dalam upaya mengatasi berbagai permasalahan diatas, pengembangan model
pembelajaran keterampilan menulis dengan media audio visual dapat dijadikan
sebagai alternatif yang dapat dipilih para guru.
Keterampilan menulis
Kemampuan menulis berkembang melalui
pelatihan selama lebih dari dua dekade ketika seorang anak tumbuh dan
mempelajari keterampilan mengomposisikan selama masa akhir remaja dan awal
dewasa. Penulis pemula berkembang dari tingkat penyampaian pengetahuan ke
tingkat transformasi pengetahuan, yaitu penulis dewasa. Penulis profesional
terus berkembang ke tingkat ahli yaitu penciptaan pengetahuan yang mana
penggambaran isi penulis, teks, dan interpretasipembaca terhadap teks
termanipulasi oleh memori kerja.
Kemahiran menulis dappat di
tingkatkan melalui perlathan (kellog, 2008:1) adapun crimon (1983:5)
menjelaskan bahwa menulis itu merupakan sebuah proses. Proses menulis di bagi
dalam tiga tahapan : perencanaan (planing), penyusun draf (draifting), dan
revisi (revising)
Sebagai tahapan pertama dalam proses
penulis, pereencanaan adalah serangkai starategi yang di rencanakan untuk
menemukan dan menghaasilakan informasi ketika proses berjalan. Pda tahap ini
seorang penulis menentukan dan menjajagi berbagai topik bahasan dan perlu
menemukan cara-cara alternatif untuk memikirkan dan menulis tenntang setiap
topik.
Tahap
kedua draifting adalah prosedur untuk menghasilkan sebuah sketsa pendahuluan. Draifting
merupakan serangkai strategi yang di rencana untuk mengorganisasikan dan
mengembangkan lebih lanjut sebuah tulisan. Pada tahap ini seorzng penulis
memilih satu topik dan menyusuninformasi tentang topik ini kedalam
bagian-bagian yang bermakna.
Tahap
terakhir adalah refisi yaitu prosedur untuk menyepurnakan atau mengoreksi tulisan
yang sedang di buat. Refisi adalah serangkai strategi yang di buat untuk
mengkaji kembali dan menilai kembali pilihan-pilihan yang telah menghassilkan
sebuah tulisan. Setalah draf pendhuluan selesai, penulis harus meninjau kembali
tulasannya dan menetapkan tindakan apa yang tampak paling produktif. Refisi
global yaitu penciptaan kembali nuansa tulisan, atau refisi lokal yaitu
penyempurnaan unsur-unsur kecil dalam tulisan yang telah selesai di buat.
Ketiga
tahap dalam proses menulis ini tanpak menunjukan satu urutan linear yang
sederhana, yakni seorang penulis dapat menyelesaikan semua kegiatan pada satu
tahap dan kemdian beralih ke tahap yang lain. Meski pun ketiga tahap ini
merupakan kegiatan-kegiatan yang berbeda dalam banyak hal, namun ketiganya sering
kali tanpak sama. Kesulitan lain dengan pembagian tiga tahap dalam proses
menulis ini adalah penulis yang berpengalaman tanpa bekerja dalam proses ini
menurut cara mereka masing-masing, sedangkan penulis-penulis lain menghabiskan
banyak waktu pada tahap drafting atau refisi.
Seorang
penulis akan merasakan bahwa ia terus menurus membuat keputusan, baik sederhana maupun kompleks. Sehingga ia
harus terus menyesuaikan kembali keputusannya untuk memastikan bahwa tulisannya
semakin konsisten, koheren, dan jelas. Kemudian, pada saat ia melakukan proses
perencanaan, drafting, refisi, ia harus memikirkan cara-cara untuk menilai apa
yang telah ia capai.
Banyak
penulis mengeluh karena mereka mengalami kesulitan besar dalam memilih topik
semakin menjadi sulit tak kala seorang penulis di beri kesempatan yang
seluas-luasnya untuk memilih topiknya sendiri
Takk
kala seorang penulis menentukan tujuannya, ia mengetahui jenis informasi apa
yang ia butuhkan, bagiamana ia mengolah dan mengammbangkan informasi itu dan
mengapa informasi itu penting. Tujuan mengarahkan dan mengendallikan semua
keputusan yang di buat oleh penulis selama proses menulis. Tujuan inilah yang
memungkinkan penulis untuk menyampaikan topik secara efektif.
Perencanaan
(planning)
Cara
terbaik untuk memulai menulis adalah memulai perencanaan. Penulis yang tidak
berpengalaman cenderung berbfikir bahwa
perencanaan pada dasarnya merupakan satu kegiatan berfikir. Pertama, mereka
merencanakan di dalam benak mereka apa yang ingin mereka katakan, dan kemudian
mereka memindahkan fikiran mereka kedalam selembar kertas. Berpengalaman
melihat bahwa proses perencanaan biasanya menimbulkan dua jenis kegagalan: (1)
mereka tidak dapat berfikir melalui segala sesuatu yang ingin mereka katakan
sebelum mereka mulai menulis, (2) mereka tidak dapat mentransfer fikiran mereka
kedalam tulisan. Pada kenyataanya, perencanaanya juga merupakan satu kegiatan
menulis, sebagiamana dapat dibuktikan oleh penulis yang telah berpengalaman.
Meskipun para penulis yang berpengalaman ini mengakui bahwa mereka membuat
perencanaan sebelum mereka menulis, namun mereka menegaskan bahwa mereka
membuat perencanaan yang paling produktif setelah mereka mulai menulis.
Sumber dan strategi
Sebagian tahap pertama dalam proses
menulis, perencanaan membantu penulis mengkap, mengkaji dan menilai sebuah
topik. Perencanaan inilah yang membentuk penulis menemukan dan menghasilkan
informasi dalam tulisan, misalkan hemmingway menemukan sebuah kalimat yang
benar dalam satu dan ke tiga sumber ini: (1) sssesuaitu yang telah ia ketahuai
(memori), (2) sesuatu yang pernah di lihat (observasi), dan (3) sesuatu yang ia
dengar dari seseorang ( penyelidikan) . ketiga kesumber ini berisi sangat
banyak informasi. Semua untuk memanfaatkan sumber-sumber ini, penulis harus menggunakan
serangkai strategi praktis. Semua stategi ini tidak hanya mengidentifikasi
informasi yang telah ada, tetapi juga menciptakan informasi baru.
Masa lalu adalah salah satu sumber
informasi bagi seorang penuis. Salah satu terbaik untuk mengingat adalah
menggunakan kata kunci (code word). Kata ini akan memungkinkan penulis berfikir
tentang suatu pengalaman tertentu. Untukmemunculkan kembali berbagia memori
dalam tulisan dan menafsirkan apa yang telah di ingat, ada tiga startegi yang
dapat di gunakan: brainstorming, menulis bebas (freewriting) dan membuat
jurnal. Seperti terlihat dalam namanya, brainstorming dapat menimbulkan badai
petir intelektual. Dengan berfikir secara cepat dan seluas mungkin, seorang
penulis harus menginagta segala sesuatu yang di timbulkan oleh kata kunci itu.
Satrategi kedua adalah menulis bebas
( freewriting). Menulis bebas hampir sama dengan brainstorming karena kedua
stategi ini di rancang untuk membantu penulis mencurahkan segala ingatan
secepat mungkin. Tujuan utamanya adaklah menulis tanpa henti selama kurang
lebih 10-15 menit. Di bawah kondisi ini, penulis tidak mempunyai waktu untuk
berfikir kemana ia kan pergi.
Strategi terakhir adalah membuat
jurnal atau catatan. Junal mencatat segala aktiufitas fikiran dan mrupakan buku
sumber dan tempat dimana penulis dapat mengumpulkan dan menyimpan pandangan,
gagasan dan komentar tentang apa yang di lihat, di dengar dan di baca. Jurnal
memberikan dua keuntungan. Pertama, jurnal mendorong penulis untuk mengambil
resiko dan mencatat segala sesuatu yang berkaitan denagan tulisan. Kedua,
jurnal juga merupakan tempat yang sempurna untuk mencatat kemajuan seorang
penulis. Ketika ia memyusun faragraf, ia dapat menulis terhadap dirinya tentang
apa yang ingin ia capai.
Sumber kedua bagia seorang penulis
adalah hasil observasi apa yang telah di ketahui. Meskipun memori penulis
merupakan satu sumber informasi yang kaya, namun ia mengetahui merasa bahwa ia
lupa atau tidak pernah mengetahui informasi yang ia perlukan dalam tulisannya.
Proses pencarian (scouting) adalah
metode untuk memilih topik-topik yang sesuai untuk di observasi secara terus
menerus. Startegi kedua adalah pemetaan (mapping) pemetaan adalah metode untuk
mengkaji selama priode observasi, sekitar 34-60 menit. Tujuannya adalah
mendorong penulis mengamati dan menghasilkan garis dan gambar untuk membuat
rincian-rincian yang spesifik.
Stategi terakhir yang berkaitan
dengan proses observasi adalah spekulasi. Spekulasi adalah sebuah cara ubtuk
melahirkan untuk melahirkan berbagai penafsiran tentang apa yang telah diamati.
Kata spekulasi bisa berarti penerangan imajinatif atau mengambil resiko.
Sumber informasi ketiga dalam
menulis adalah penyelidikan. Untuk memperluas dan memerdalam pemamahaman
tentang topik yang di tulis, seorang penulias harus melangkah keluar
batas-batas pengalaman pribadi guna menentukan berbagai topik yang ia bahas.
Strategi terakhir adalah membaca
sumber-sumber informasi yang berkaitan dengan topik yang di tulis. Bagi seorang
penulis yang berpengalaman, membaca merupakan sebuah prosedur aktif.
Penyusunan
(drafting)
Drafting adalah prosedur untuk
menentukan apakah informasi yang telah di kumpulkan selama perencanaan dapat di
tuangkan ke dalam sebuah tulisan yang baik. Penyusun draf tulisan merupakan
tahap terakhir dalam proses menulis. Tetapi bagi penulis yang berpengalaman,
penulisan draf hanya merupakan besar pertama untuk menghasilkan tulisan.
Untuk membantu penulis dalam
menyusun draf, ada ytiga stategi yang dapat di tempuh: outline dasar (scratch
outline), perumusan hipotesis, draf temuan (discovery draft) dan outline
deskriftif.
outline dasar adalah alat bantu untuk menemukan satu
bentuk urutan mater yang telah di kumpulkan oleh penulis selama proses
perencanaan. Draft pertama berfungsi sebagai eksperimen di laboratorium dan
memberi penulis satu kesempatan untuk menguji satu penjelasan (hipotesis).
Strategi
terakhir adalah penyusun outline deskriptif. Outline deskriptif adalah metode
untuk membantu penulis menilai apa yang telah di capai selama proses drafting.
Outline deskriftif membentuk satu hubungan antara outline dasar dan outline
formal.
Revisi
Revisi adlah melihat kembali dan
menemukan satu visi baru untuk tulisan yang telah di buat selama proses
perencanaan dan drafting
Pada dasarnya revisi merupakan
sebuah proses dua tahap. Pada tahap pertama, penulis menggunakan strategi
membaca untuk membantunya memikirkan kembali, menyusun kembali dan seringkali
menuliskan kembali bagian-bagian tulisan yang telah di buat.
Pengertian multimedia
Multimedia adalah media yang
menggabub=ngkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis,
gambar, foto, audio, vidio dan animasi secara terintegrasi. Multi media terbagi
menjadi dua kategori, yaitu: mutimedia linier dan multimedia interaktif.
Multi media linear adalah suatu
multimedia uyang di lengkapi dengan alay =t pengontrol apapun yang dapat
dioperasikan oleh pengguna. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang
di lengkapi dengan alat pengontrol yang dapat di operasikan oleh pengguna,
sehingga pengguna dapat memilih apa yang di kehendaki untuk proses selanjutnya.
Jadi dalam pembelajaran yang utama adalah bagaimana siswa belajar. Belajar
dalam pengertian aktifitas mental siswa dalam berinteraksi dengan lingkunagn
yang bersifat relatif konstan. Asfek-asfek yang menjadi penting dalam aktivitas
belajar adalah lingkungan.
Manfaat multimedia
Secara umum manfaat yang dapat di
peroleh adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah
waktu mengajar dapat di kurangi, kualitas belajar siswa dapat di tingkatkan dan
persis balajar mengajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja manfaat
diatas akan di peroleh mengingat terdapat keunggulan dari sebuah multi media
dan pembelajaran yaitu:
1. Memperbesar
benda yang sangat kecil dan tidak tanpak oleh mata
2. Memperkecil
benda yang sangat besar yang tidajk mungkin di hadirkan ke sekolah
3. Menyajikan
benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan berlangsung cepat atau lambat
4. Menyajikan
benda atau peristiwa yang berbahaya
5. Menyajikan
benda atau peristiwa yang jauh \.
6. Meningkatkan
daya tarik dan perhatian siswa
Karakteristik media
dalam multimedia pembelajaran
Sebagai salah satu komponen sistim
pembelajaran, enggunaan multi media pembelajaran harus memperhatikan
karakterioistik. Multimedia pembelajran adalah :
1. Memiliki
lebih dari satu media yang konfergen misalnya menggabungkan unsur audio dan
visual.
2. Bersifat
interaktif dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi pengguna.